Busuk...
Aku merasa busuk
dalam keterdiamanku
ketika hatiku bertanya
kenapa aku disakiti
Sejauh aku merangkai kata
yang terjalin hanya benci
kurasa ini sebuah rasa tak terkirakan
membuat hatiku busuk
tapi sebusuk-busuknya aku
aku merasa lebih harum dari dirimu
serigala berbau busuk
ingin kubenamkan kepalamu
dalam raungan jeram tak bertepi
dalam alunan gelombang air dahsyat
meninggalkanmu dalam serpihan tubuh tak berbentuk
ingin kudorong dirimu
jatuh ke dalam jurang terdalam di bumi
tanpa bisa naik lagi ke sini
jauh jauhlah bangkaimu
dari hidupku dan keluargaku
ingin kubenturkan tengkorakmu dan semua isinya
ke dinding terkeras yang pernah kubuat
dinding hatiku yang tak tergoyahkan
karena aku mencinta dan menyayang
orang-orang yang ingin kulindungi
dari kekejaman cakar dan rengkuhanmu
ingin kulihat semua isi tengkorakmu berserakan dalam tangis air matamu meminta ampun kepadaku
ingin kutertawa terbahak melihat dirimu tak berdaya dan berjanji tak kan lagi
ingin kutendang sisa-sisa tubuhmu dalam raunganmu yang tak pernah berhenti
tapi bila kulakukan itu semua
aku akan menjadi sebusuk dirimu
biarlah tulisan ini saja
menjadi saksi kekejaman hatiku yang tak pernah terungkap
andai aku tahu kemana harus kukirim
tulisanku padamu
dalam cacianku
dalam makianku
busuk
busuk kita bersama
tapi lebih busuk lagi dirimu
yang sudah melakukan
yang sudah menyakiti
sedangkanku
baru berandai
Tuhan
ini cuma intermezo
ditengah lara yang panjang.
maafkan aku Tuhan....
dalam keterdiamanku
ketika hatiku bertanya
kenapa aku disakiti
Sejauh aku merangkai kata
yang terjalin hanya benci
kurasa ini sebuah rasa tak terkirakan
membuat hatiku busuk
tapi sebusuk-busuknya aku
aku merasa lebih harum dari dirimu
serigala berbau busuk
ingin kubenamkan kepalamu
dalam raungan jeram tak bertepi
dalam alunan gelombang air dahsyat
meninggalkanmu dalam serpihan tubuh tak berbentuk
ingin kudorong dirimu
jatuh ke dalam jurang terdalam di bumi
tanpa bisa naik lagi ke sini
jauh jauhlah bangkaimu
dari hidupku dan keluargaku
ingin kubenturkan tengkorakmu dan semua isinya
ke dinding terkeras yang pernah kubuat
dinding hatiku yang tak tergoyahkan
karena aku mencinta dan menyayang
orang-orang yang ingin kulindungi
dari kekejaman cakar dan rengkuhanmu
ingin kulihat semua isi tengkorakmu berserakan dalam tangis air matamu meminta ampun kepadaku
ingin kutertawa terbahak melihat dirimu tak berdaya dan berjanji tak kan lagi
ingin kutendang sisa-sisa tubuhmu dalam raunganmu yang tak pernah berhenti
tapi bila kulakukan itu semua
aku akan menjadi sebusuk dirimu
biarlah tulisan ini saja
menjadi saksi kekejaman hatiku yang tak pernah terungkap
andai aku tahu kemana harus kukirim
tulisanku padamu
dalam cacianku
dalam makianku
busuk
busuk kita bersama
tapi lebih busuk lagi dirimu
yang sudah melakukan
yang sudah menyakiti
sedangkanku
baru berandai
Tuhan
ini cuma intermezo
ditengah lara yang panjang.
maafkan aku Tuhan....
0 Comments:
Post a Comment
<< Home